Pentingnya Uji Nutrien dalam Pengendalian Air Limbah
Uji nutrien pada air limbah berfungsi untuk mengetahui kandungan senyawa yang mengandung nitrogen (N) dan fosfor (P), seperti nitrat (NO₃⁻), fosfat (PO₄³⁻), dan amonia (NH₃-N).
Kandungan unsur ini sangat menentukan tingkat pencemaran dan potensi eutrofikasi di perairan penerima limbah.
Air limbah yang kaya nutrien dapat mempercepat pertumbuhan alga dan tumbuhan air berlebih. Kondisi ini menurunkan kadar oksigen terlarut (DO), mengganggu biota, dan menurunkan kualitas air.
Oleh karena itu, uji nutrien seperti nitrat, fosfat, dan amonia menjadi langkah penting dalam pengendalian beban pencemar sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.

Regulasi dan Standar Baku Mutu Nutrien
Pengujian kandungan nutrien diatur dalam:
- Permen LHK No. 11 Tahun 2025 tentang Baku Mutu Air Limbah dan Standar Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
- Permen LHK No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Industri
Batas maksimum parameter nutrien bervariasi menurut jenis industri, namun secara umum:
- Amonia (NH₃-N): ≤ 10 mg/L
- Nitrat (NO₃⁻): ≤ 20 mg/L
- Fosfat (PO₄³⁻): ≤ 5 mg/L
Dengan demikian, pemantauan parameter nutrien membantu memastikan air limbah tidak melebihi baku mutu nasional dan mendukung kepatuhan lingkungan.
Proses dan Metode Uji Nitrat, Fosfat, dan Amonia
Prosedur uji nutrien dilakukan sesuai SNI dan APHA (Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater), dengan tahapan berikut:
- Pengambilan Sampel
Sampel diambil di titik outlet IPAL dan diawetkan dengan asam sulfat (H₂SO₄) untuk mencegah perubahan kimia sebelum analisis. - Analisis Nitrat (NO₃⁻)
Menggunakan metode UV spectrophotometer atau reduksi kadmium, hasil dibaca pada panjang gelombang 220–275 nm. - Analisis Fosfat (PO₄³⁻)
Diuji dengan metode asam askorbat atau molybdenum blue, menghasilkan warna biru intensitas proporsional terhadap kadar fosfat. - Analisis Amonia (NH₃-N)
Dilakukan dengan Nesslerization atau Selective Electrode, hasil dibaca secara spektrofotometri.
Semua hasil dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku dan dicantumkan dalam laporan resmi laboratorium.
Dampak Lingkungan dari Kelebihan Nutrien
Kelebihan nitrat, fosfat, dan amonia dalam air limbah menyebabkan eutrofikasi – pertumbuhan alga secara berlebihan yang menurunkan kualitas air.
Selain itu:
- Amonia bersifat toksik bagi ikan dan biota akuatik.
- Fosfat mempercepat pertumbuhan tumbuhan air liar.
- Nitrat dapat menyebabkan gangguan kesehatan jika mencemari air tanah.
Dengan demikian, pengendalian nutrien melalui pengujian berkala menjadi bagian penting dari manajemen lingkungan industri.
Keunggulan Ekalab dalam Uji Nutrien
Sebagai laboratorium lingkungan terakreditasi KAN ISO 17025, Ekalab menyediakan layanan uji nutrien lengkap dengan keunggulan:
- Metode baku SNI dan APHA – akurat dan dapat ditelusuri.
- Instrumen modern UV-Vis Spectrophotometer dan Ion Analyzer.
- Pelaporan digital cepat dan terdokumentasi resmi.
Ekalab mendukung perusahaan dalam melakukan evaluasi kualitas air limbah secara menyeluruh untuk menjaga keberlanjutan dan kepatuhan terhadap regulasi.
FAQ: Pertanyaan Umum
1. Apa hubungan antara nitrat, fosfat, dan amonia dengan pencemaran air?
Ketiga parameter ini merupakan indikator utama beban nutrien. Jika kadarnya tinggi, air limbah dapat memicu pertumbuhan alga dan menurunkan kadar oksigen terlarut.
2. Seberapa sering uji nutrien dilakukan?
Idealnya setiap 3 bulan atau setiap kali ada perubahan signifikan dalam proses IPAL.
3. Apakah Ekalab bisa melakukan uji nutrien di lokasi pelanggan?
Ya. Tim sampling Ekalab dapat melakukan pengambilan sampel dan transportasi sesuai standar mutu KAN ISO 17025.
4. Apakah hasil uji dapat digunakan untuk pelaporan PROPER?
Ya. Semua hasil uji Ekalab sah dan diakui untuk pelaporan PROPER dan izin lingkungan.
Hubungi Kami
Laboratorium Lingkungan Ekalab
Terakreditasi KAN ISO/IEC 17025:2017