Mengapa Uji pH dan TSS Penting untuk Air Limbah

Uji pH dan TSS pada air limbah merupakan dua parameter kunci dalam menilai efektivitas pengolahan IPAL.
Parameter pH menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air limbah, sedangkan TSS (Total Suspended Solids) menggambarkan banyaknya padatan tersuspensi yang memengaruhi kekeruhan.

Dengan memantau kedua parameter ini secara rutin, perusahaan dapat menjaga kestabilan proses, meningkatkan efisiensi pengolahan, dan memastikan hasil olahan limbah sesuai dengan baku mutu lingkungan.
Selain itu, nilai pH dan TSS juga berfungsi sebagai indikator dini terhadap perubahan proses. Jika nilai pH menyimpang atau TSS meningkat, tim operasional dapat segera melakukan tindakan korektif untuk mencegah gangguan lebih lanjut.

Uji pH dan TSS pada Air Limbah | Ekalab

Regulasi dan Standar Uji pH dan TSS

Sejak diterbitkannya Permen LHK No. 11 Tahun 2025, pengujian pH dan TSS menjadi parameter wajib dalam pemantauan air limbah domestik.
Untuk kegiatan industri, ketentuan masih mengacu pada Permen LHK No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 22 Tahun 2021.
Kedua regulasi tersebut menegaskan bahwa nilai pH dan TSS harus berada dalam batas aman agar air limbah tidak mencemari lingkungan.

Sebagai acuan umum:

  • pH: antara 6 hingga 9 (netral – aman bagi biota dan proses biologis).
  • TSS: batas maksimum berbeda tergantung jenis industri, umumnya ≤ 50–100 mg/L.

Dengan demikian, hasil uji pH dan TSS menjadi indikator langsung bagi efektivitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Proses dan Metode Uji pH dan TSS

Proses uji pH dan TSS dilakukan melalui tahapan berikut:

  1. Pengambilan Sampel
    Tim laboratorium mengambil sampel air limbah pada titik outlet IPAL menggunakan wadah bersih untuk mencegah kontaminasi silang.
  2. Pengukuran pH
    Analisis dilakukan menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi. Koreksi suhu dilakukan jika diperlukan agar hasil akurat.
  3. Uji TSS (Total Suspended Solids)
    Sampel disaring dengan kertas filter pra-timbang, dikeringkan pada suhu 103–105°C hingga berat konstan, kemudian dihitung dalam satuan mg/L.
  4. Validasi Hasil
    Hasil pengujian dibandingkan dengan nilai baku mutu yang berlaku dan dicatat dalam laporan resmi laboratorium.

Laboratorium Ekalab yang terakreditasi KAN ISO/IEC 17025:2017 memastikan setiap tahap uji memenuhi prinsip ketertelusuran dan akurasi tinggi.

Interpretasi Hasil dan Tindakan Korektif

Nilai pH yang stabil antara 6–9 menandakan proses biologis di IPAL berjalan optimal.
Sebaliknya, nilai di bawah 6 atau di atas 9 perlu segera dinetralkan dengan penambahan asam atau basa sesuai prosedur operasi standar.

Apabila hasil TSS tinggi, hal itu menandakan tingginya beban padatan tersuspensi.
Perusahaan dapat melakukan optimasi melalui:

  • Penambahan koagulan/flokulan,
  • Peningkatan waktu pengendapan,
  • Pemeriksaan efisiensi filtrasi.

Dengan tindakan korektif tersebut, perusahaan dapat menjaga agar air limbah yang dibuang selalu memenuhi standar kualitas lingkungan.

Dampak Lingkungan Bila pH dan TSS Tidak Terkendali

pH ekstrem dan TSS tinggi dapat menimbulkan berbagai dampak, antara lain:

  • Gangguan proses biologis di IPAL.
  • Penurunan kadar oksigen terlarut (DO) di perairan.
  • Peningkatan kekeruhan dan turunnya kualitas air penerima.
  • Potensi sanksi administrasi bagi pelaku usaha akibat ketidaksesuaian hasil uji.

Oleh karena itu, pengujian pH dan TSS secara berkala bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga bagian penting dari tanggung jawab lingkungan perusahaan.

Keunggulan Ekalab dalam Uji pH dan TSS

Sebagai laboratorium lingkungan terakreditasi KAN ISO 17025, Ekalab menyediakan layanan pengujian pH dan TSS dengan keunggulan:

  • Terakreditasi KAN ISO/IEC 17025:2017 – hasil sah dan diakui secara nasional.
  • Metode uji SNI dan APHA – menjamin presisi hasil.
  • Pelaporan digital dan tepat waktu – hasil dikirim dalam format PDF resmi yang mudah digunakan untuk pelaporan lingkungan.

Ekalab mendukung perusahaan dalam mencapai efisiensi proses dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan terbaru.

FAQ: Pertanyaan Umum

1. Seberapa sering uji pH dan TSS perlu dilakukan?
Idealnya setiap 1–3 bulan untuk pemantauan rutin atau lebih sering jika terjadi perubahan proses di IPAL.

2. Apa hubungan pH dengan kinerja proses biologi?
Proses biologis bekerja optimal pada pH netral (6,5–8,5). Nilai di luar rentang tersebut dapat menurunkan aktivitas mikroorganisme.

3. Berapa ambang batas umum pH dan TSS?
Kisaran pH yang aman adalah 6–9, sedangkan TSS tergantung jenis industri. Gunakan acuan Permen LHK No. 11 Tahun 2025 atau Permen LHK No. 5 Tahun 2014.

4. Apakah Ekalab melayani pengambilan sampel di lokasi?
Ya. Tim Ekalab dapat melakukan pengambilan sampel langsung di lokasi pelanggan sesuai SOP dan jadwal yang disepakati.

Hubungi Kami

Laboratorium Lingkungan Ekalab
Terakreditasi KAN ISO/IEC 17025:2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *